ANALISIS KORELASI
Korelasi adalah istilah statistic yang
menyatakan derajat hubungan linear antara dua variabel atau lebih. Korelasi
adalah salah satu teknik analisis yang paling banyak digunakan oleh peneliti,
karena pada umumnya peneliti tertarikpada peristiwa peristiwa yang terjadi dan
mencoba untuk menghubungkannya.
Hubungan antara dua variabel didalam
teknik korelasi bukanlah dalam arti hubungan sebab akibat (timbal balik),
melainkan hanya hubungan searah saja. Data penyebab atau yang mempengaruhi
disebut variabel bebas, dan data akibat atau yang dipengaruhi disebut variabel
terikat. Istilah bebas juga disebut dengan Independent yang biasanya
dilambangkan dengan huruf X, sedangkan istilah terikat juga di sebut variabel
dependent yang biasanya dilambangkan huruf Y. Bagaimana menentukan variabel
bebas dan variabel terikat? Jawabnya tergantung dari landasan teoi yang akan
digunakan
Variabel variabel yang akan digunakan
terdiri atas berbagai tingkatan tingkatan data yang berupa interval, ordinal
dan nominal serta rasio yang akan menentukan analisis korelasi mana yang paling
tepat digunakan. Berikut teknik menentukan korelasi
Tabel
1
Teknik analisis tipe dan jumlah variabel
bebas
Interval
|
Ordinal
|
Nominal
|
||||||
1
|
>1
|
1
|
>1
|
1
|
>1
|
|||
Interval
|
0
|
Analisis Faktor
|
transformasi variabel ordinal ke nominal dan gunakan C-1, atau
transformasikan variabel interval ke ordinal dan gunakan B-2, atau
transformasikan kedua variabel ke nominal dan gunakan C-3
|
Lajur 1
|
||||
1
|
Korelasi
|
korelasi ganda
|
Anava ( atau t test )
|
Anava
|
||||
>1
|
Korelasi Ganda
|
Korelasi Kanonika
|
Analisis Diskriminasi Ganda
|
Analisis Diskriminasi Ganda
|
||||
Ordinal
|
0
|
Transformasikan variabel ordinal ke nominal dan gunakan C-1,
atau transformasikan variabel interval ke Ordinal dan gunakan B-2 atau
transformasikan variabel internal ke nominal dan gunakan C-2
|
Koefisiaen Konkordas ( W )
|
Lajur 2
|
||||
1
|
Korelasi Spearman Kendall'stau
|
Sign test, median test, U test Kruskal Wallis, Anava satu jalan
|
Anava dua jalan (Friedman)
|
|||||
>1
|
||||||||
Nominal
|
0
|
Lajur 3
|
||||||
1
|
Anava (Lihat C-1)
|
Analisis Diskriman Ganda (Lihat C-1)
|
Sign test, median test, U test Kruskal Wallis ( lihat C-1)
|
Koef Phi Fisher Exact Test, X2
|
||||
>1
|
Anava (Lihat C-1)
|
Anava (Lihat C-1)
|
Anava dua jalan (Friedman)
|
|||||
KOLOM A
|
KOLOM B
|
KOLOM C
|
Sumber
: Tuckman
Tabel
2
Teknik Korelasi Dua variabel Bivariant
untuk berbagai variabel
Teknik
Korelasi
|
Simbol
|
Variabel
1
|
Variabel
2
|
Keterangan
|
Product
|
r
|
Kontinum(Interval)
|
Kontinum(Interval)
|
Teknik yang paling banyak dipakai, khususnya untuk mendapatkan
standar kesalahan terkecil
|
Rank
|
ρ
|
Rank ( Ordinal
|
Rank ( Ordinal
|
Sering dipakai sebagai pengganti product moment terutama jika
sampel kurang dari 30
|
Tan kendall
|
τ
|
Rank ( Ordinal
|
Rank ( Ordinal
|
Untuk Pengganti jika sampel kurang dari 10
|
Biserial
|
rbis
|
Kontinum
|
Kontinum
|
Kadang kadang lebih dari =1 standar kesalahan lebih besar dari r
umumnya dipakai untuk analisis item
|
Biserial Widespread
|
rwbs
|
Kontinum
|
Kontinum
|
Khususnya dipakai untuk perseorangan yang ekstrem dalam dikotomi
variabel
|
Point-Biserial
|
rpbis
|
Kontinum
|
Kontinum
|
Hasil lebih rendah dari pada rbis
|
Tentrachoris
|
Ss
|
Dikotomi Artifisial Buatan
|
Dikotomi Artifisial Buatan
|
Digunakan jika kedua variabel dapat dipecahkan pada titik kritis
|
Phi
|
Ø
|
Dikotomi Sebenarnya
|
Dikotomi Sebenarnya
|
Digunakan pada perhitungan antara anilisi item
|
Contingensi
|
ɛ
|
2 Kategori atau lebih
|
2 Kategori atau lebih
|
Ialah kondisi khusus dapat dibandingkan dengan r tan
-ber-hubungan erat dengan chi kuadrat
|
Rasio Otomatis
|
ƞ
|
kotinum
|
kotinum
|
Digunakan untuk mengetahui hubungan nonliniear
|
Disadur dari Borg w Gall, 1983, hal 587; Isaacc & Michael 1983 hal 166
Tabel
3
Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi
|
Variabel yang diukur
|
Produk Moment Pearson è
Kedua Variabelnya berskala interval
|
|
Order rank Spearman è
Kedua variabelnya berskala Ordinal
|
|
Point Serial
è
Satu berskala dikotomi sebenarnya dan satu
berskala interval
|
|
Biserial
è
Satu berskala dikotomi buatan dan satu interval
|
|
Koefisien kontingensi è Kedua Variabel berskala nominal
|
Disadur dari Sutrisno Hadi, 1987, hal 6-7
KORELASI
PRODUCT MOMENT
Korelasi product Moment sering disebut
Korelasi saja merupakan salah satu teknik korelasi yangpaling banyak digunakan
dalam penelitian social. Besarnya angka korelasi disebut koefisien korelasi
yang dinyatakan dengan lambing r.
1. Guna Korelasi
a. Untuk
menyatakan ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel satu
dengan variabel yang lainnya
b. Untuk
menyatakan besarnya sumbangan variabel satu terhadap yang lainnya yang
dinyatakan dengan persen. Dengan demikian, maka r2 disebut koefisien
determinasi atau koefisien penentu. Hal ini disebabkan r2 X 100%
terjadi dalam variabel terikat Y yang mana ditentukan oleh variabel X
2. Asumsi
Asumsi ataupun persyaratan yang
harus dipenuhi dalam menggunakan korelasi Pearson Product Moment adalah :
a. Variabel
yang dihubungkan mempunyai data yang berdistribusi normal
b. Variabel
yang dihubungkan mempunyai data linear
c. Variabel
yang dihubungkan mampunyai data yang dipilih secara acak ( random )
d. Variabel
yang dihubungkan mempunyai pasangan sama dari subjek yang sama pula ( variasi
skor variabel yang dihubungkan harus sama )
e. Variabel
yang dihubungkan mempunyai data interval atau rasio
3. Kelayakan nilai r
a. Batas
nilai r
Nilai r tebesar adalah +1, dan
terkecil -1sehingga dapat ditulis -1 ≤ r ≤ +1. Untuk r=+1 disebut hubungan
positif sempurna dan hubungan linear langsung sangat tinggi, dan sebaliknya
untuk r=-1 disebut hubungan negative sempurna dan hubungan tidak langsung
sangat tinggi
b. Hanya
untuk hubungan linear
c. Tidak
berlaku untuk satu sampel dengan varian = 0, karena z tidak dapat dihitung dan
akhirnya r tidak dapat dihitung juga
d. r
tidak mempunyai satuan (dimensi)
Jika r = +1 diberi makna hubungan
kedua hubungan linear, positif dan sangat tinggi, begitu pula sebaliknya jika r
= -1 diberi makna kedua hubungan tidak linear, negative sangat tinggi, maka
diantara +1 dan -1 untuk mengetahui
nilai r dapat dihitung atau dikonsultasikan pada table berikut :
Tabel
4
Interpretasi Nilai r
r
|
Interpretasi
|
0
|
Tidak berkorelasi
|
0,01 – 0,20
|
Sangat Rendah
|
0,21 – 0,40
|
Rendah
|
0,41 – 0,60
|
Agak Rendah
|
0,61 – 0,80
|
Cukup
|
0,81 – 0,99
|
Tinggi
|
1
|
Sangat Tinggi
|
4. Menghitung nilai r
Untuk menghitung nilai korelasi atau hubungan antar variabel yang telah menjadi obyek penelitian, lebih lanjut terurai dalam modul yang bisa di download.
karena penyajian materi ini dengan menggunakan rumus dan tidak muncul, untuk menghindari kesalahan dan anggapan komunikasi. maka sabarrr dulu masih dalam proses pengunggahan file.
karena penyajian materi ini dengan menggunakan rumus dan tidak muncul, untuk menghindari kesalahan dan anggapan komunikasi. maka sabarrr dulu masih dalam proses pengunggahan file.
0 komentar:
Posting Komentar