Selasa, 21 Juni 2016

Mahasiswa Sebagai Duta Promosi Pariwisata


Promosi merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia kepariwisataan. Semua orang sepakat dengan hal ini. Meskipun beberapa destinasi di Indonesia sudah melegenda dalam ingatan wisatawan baik lokal maupun inetrnasional seperti Bali yang mendapat gelar the Island of God, Tana Toraja dengan keunikan budaya masyarakatnya, pulau bunaken yang penuh dengan keindahan bawah lautnya, Jogja sebagai daerah istimewa yang penuh dengan kekentalan budaya kerajaan serta ribuan keunikan daya tarik laiinya, tetap promosi masih harus dilakukan. Promosi dalam industri pariwisata menunjukkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan untuk menginformasikan produk wisata, membujuk dan mengingatkan para wisatawan aktual dan potensial untuk membeli produk wisata yang ditawarkan. Tidak bisa dipungkiri, diversifikasi produk dan kegiatan pemasaran yang dilakukan negara pesaing untuk menarik wisatawan berkunjung ke destinasi mereka semakin besar. Untuk mendukung aktivitas tersebut, mereka tidak segan untuk mengalokasikkan dana promosi yang sangat besar.
Calon wisatawan potensial mengambil keputusan untuk mengunjungi suatu destinasi sangat dipengaruhi oleh citra destinasi yang akan di kunjungi. Kegiatan promosi menjadi urgen mengingat pariwisata adalah sebuah “insdustri citra” yang menjual jasa layanan. Peran citra ini semakin jelas kalau dilihat ciri-ciri produk wisata secara luas yaitu bersifat intangible, tidak dapat dipindahkan, pengunjung harus datang langsung ketempat dimana produk wisata dihasilkan, proses produksi dan konsumsi terjadi secara bersamaan, tidak dapat disimpan atau ditimbun, sangat subjektif, tergantung pada tenaga manusia, dipengaruhi faktor-faktor non ekonomi misalnya faktor keamanan, pengunjung tidak dapat mencicipi produk sebelum dibeli dan produk yang ditawarkan tidak tahan lama.
Walaupun eksistensi kepariwisataan Indonesoa sudah melekat di mata wisatawan namun dibalik itu, tidak terbantahkan bahwa kondisi kepariwisataan sarat dengan masalah. Mulai dari tidak jelas dan menurunya pencitraankawasan, kriminalitas yang menjarah barang wisatawan bahkan mengancam keselamatan mereka, isu lingkungan yang melebihi batas ambang, polusi dan ketersesakkan yang mudah dijumpai di setiap kawasan wisata. Gambaran tersebut telah merusak citra pariwisata Indonesia dimata wisatawan.
Untuk mengembalikan citra tersebut diperlukan kerja keras dan penanganan secara simultan. Beban ini diletakkan pada pundak semua pihak yang merasakan multiplier effect pariwisata. Hotel, restoran, biro perjalanan, pengelola daya tarik wisata serta pemerintah sebagai garda terdepan dan lokomotif penggeraknya. Pemerintah mempunyai peran yang sangat penting dan besar dalam proses pencitraan promosi. Citra merupakan sebuah mental map wisatawan terhadap suatu objek dan daya tarik wisata.
Globalisasi yang ditandai dengan derasnya arus teknologi dan informasi mempengaruhi wisatawan secara siginfican. Perubahan minat/motivasi, pola konsumsi, maupun faktor demografi lainnya dari calon wisatawan pada permintaan liburan. Sebagaimana dijelaskan oleh Hall dan Weiler (1992:1) bahwa peningkatan pendapatan perkapita, waktu liburan yang lebih panjang, dan komposisi demografismemberikan peluang bagi calon wisatawan untuk tidak sekedar berkunjung ke destinasi yang murah namun ditentukan nilai kepuasan yang akan didapatkan yang bermuara pada pengambilan keputusan untuk memilih destinasi yang akan di tuju.
Di dunia kepariwisataan, pembentukan nilai kepuasan wisatawan dapat dimulai dengan mengenali wisatawan potensial, memberikan kepercayaan, dan memenuhi harapan mereka yang dimulai pada saat calon wisatawan masih berada di asalnya. Harapan yang mereka inginkan salah satunya tersedianya sumber informasi yang mudah, murahm menarik, dan mampu memberikan gambaran utuh tentang suatu destinasi. Ini salah satu strategi memanjakan wisatawan supaya tidak berpaling ke destinasi lain.
Wisatawan memperoleh informasi bukan hanya melalui biro perjalanan tetapi juga lewat media-media lain seperti internet media sosial, majalah, surat kabar, brosur, televisi, dan VCD yang terbukti mampu mengalihkan orientasi kunjungan wisatawan. Oleh karena itu, perubahan perilaku wisatawab tersebut harus direspon dengan kegiatan promosi terus menerus. Momentum ini sangat tepat supaya ingatan mereka tentang destinasi di Indonesia terus melekat hingga saat nanti mereka mengaktualkan perjalanannya.
Dengan logika di atas, maka seharusnya aktivitas promosi dilakukan secara sungguh-sungguh, secara profesional, dan ditangani oleh sebuah lembaga/badan/institusi yang khusus bekerja untuk itu. Kita berharap kegiatan promosi dapat dilaksanakan secara konsisten dan simultan. Namun secara empiris, kegiatan promosi untuk menyasar wisatawan dihadapkan pada suatu problem klasik yaitu minimnya sumber dana dan sumber daya manusia. Walaupun begitu tetap harus dicarikan solusi alternatif agar kegiatan promosi tetap dilakukan namun tidak memerlukan dana yang besar serta dilakukan oleh sumber daya manusia yang edukatif sehingga substansi promosi bisa tepat sasaran.
Pemberdayaan mahasiswa sebagai duta promosi kepariwisataan Indonesia sangat tepat mengingat beberapa alasan. Pertama efisiensi dana, keterlibatan ini tidak memerlukan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah, karena para pembelajar/mahasiswa selama menempuh pendidikan akan melaksanakan perjalanan wisata yang nantinya akan di dokumentasikan melalui media sosial.
Pemberdayaan mahasiswa sebagai duta promosi kepariwisataan Indonesia sangat tepat mengingat beberapa alasan. Pertama, efisensi dana. Pelibatan mahasiwa tidak memerlukan biaya banyak karena keberangkatan mereka ke luar negeri tidak secara langsung dibiayai pemerintah untuk kegiatan promosi tapi untuk melanjutkan pendidikan yang dibiayai oleh mereka sendiri atau oleh sponsor yang memberikan beasiswa. Penggunaan biayanya nanti lebih banyak untuk material promosi bukan untuk operasional kegiatan promosi.
Kedua, negara yang dituju umumnya negara maju yang penduduknya menjadi sumber wisatawan internasional. Globalisasi melahirkan kecenderungan wisatawan dunia terutama dari negara-negara industri yang memiliki disposible income, waktu luang, kemajuan komunikasi, teknologi dan transportasi untuk melakukan perjalanan
A.      Promosi pariwisata
1.      Konsep promosi
Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran (marketing mix) yang sangat penting dilakukan perusahaan dalam memasarkan produk dan jasanya. Seperti diketahui bahwa bauran pemasaran adalah merupakan sekumpulan variabel-variabel yang dapat digunakan oleh mempengaruhi tanggapan konsumen (Kotler dalam Suradnya, 1985:29).
Lebih rinci Asri (1991:357) menyatakan bahwa promosi adalah segala usaha yang dilakukan dalam penjualan untuk memperkenalkan produk kepada calon konsumen dan membujuk mereka agar melakukan pembelian atau kegiatan penyaluran informasi tentang barang atau jasa yang dijual dengan maksud untuk merubah pola perilaku konsumen.
Berkenaan dengan pola sikap dan perilaku konsumen yang dipengaruhi oleh produsen agar target penjualan dan jasa yang ditawarkan tercapai, maka Sigit (1992:53) menyatakan bahwa: promosi adalah setiap bentuk komunikasi yang digunakan oleh perusahaan (pemasar) untuk memberitahu (informasi), membujuk atau mengingatkan orang mengenai produk, jasa, bayangan (image), gagasan (idea) atau ketertiban perusahaan dan masyarakat dengan maksud yang dikehendaki oleh perusahaan (pemasar).
Sedangkan Gitosudarmo (1997:237) menyatakan bahwa: promosi adalah merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut.
Berkenaan dengan tujuan promosi Alma (1998:133) menjelaskan bahwa tujuan utama promosi adalah untuk memberi informasi, menarik perhatian dan selanjutnya memberi pengaruh (membujuk/persuasif) guna meningkatkan penjualan. Hal ini juga tidak jauh berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh Schoell (1993: 424) ”Promotion objectives are to gain attention, to teach, to remain, to persuade and to reassure”. Kutipan ini menyebutkan bahwa tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan.
Inti kegiatan promosi adalah komunikasi. Hal yang perlu diperhatikan agar komunikasi berjalan efektif adalah kepada siapa akan disampaikan, apa yang akan disampaikan, siapa yang akan menyampaikan, bagaimana cara menyampaikan, dan kapan mesti disampaikan.
2.      Peran mahasiswa dalam promosi
Mahasiswa merupakan salah satu asset bangsa yang sangat dinantikan akan pembaharuan negara ini, namun dalam masa pendidikan diberbagai wilayah nusantara, mahasiswa memiliki misi yang apabila dipikir penuh akan terasa berat untuk dilakukan yang dikarenakan setiap mahasisiwa memiliki tugas masing-masing dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Secara tidak disadari baik langsung maupun tidak langsung, satu terakhir dekade ini mahasiswa memberikan dampak positif selain pada pendidikan tinggi namun pada dunia pariwisata yang ada di seluruh Indonesia sebagai layanan promosi pariwisata gratis ke berbagai pihak.
Guna mendorong kemajuan pariwisata yang diberikan mahasiswa, selain melaukan promosi melalui media lainnya, pemerintah perlu mengambil kesempatan emas dengan memberikan sumbangsih terhadap mahasiswa melalui pembinaan yang meliputi pengetahuan (knowledge) tentang budaya, daya tarik wisata di Indonesia; sikap (attitude) yang harus ditunjukkan sebagai duta promosi pariwisata Indonesia; dan kemampuan (skill) dalam menguasai dan menyampaikan materi promosi.
3.      Sarana, waktu dan media promosi
Pelaksanaan kegiatan promosi bisa dilakukan mahasiswa setiap ada peluang. Tidak tergantung pada dimensi waktu. Begitupun dengan objek yang menjadi sasaran promosi bisa dilakukan terhadap seluruh civitas akademika tempat mereka mengenyam pendidikan, rekan sesama tempat tinggal atau kos, lingkungan dimana mahasiswa bersosialisasi, pada saat ada even promosi pariwisata yang diselenggarakan, atau bisa dilakukan saat berkumpul antar teman.
Penentuan media promosi yang sangat tepat berpengaruh dalam proses penyampaian informasi kepada calon wisatawan potensial. Media promosi yang memungkinkan untuk dipergunakan mahasiswa dalam menjaring wisatawan meliputi :
a.      Promosi langsung
Pemberian informasi secara bertatap muka merupakan cara efektif untuk menanamkan pilihan baik wisatawan maupun destinasi yang akan dituju, hal ini dapat dilakukan mahasiswa yang telah sedang melaksanakan tugas keluar kota atau medapatkan delegasi dari kampus untuk menghadiri acara seminar atau hal lainnya, bertemu dengan teman baru dan membicarakan keunikan destinasi Yogyakarta
b.      Media sosial
Ketika teknologi internet serta kecanggihan mobilphone semakin berkembang pesat, maka keberadaan media sosial pun turut serta maju. Namun, sebelum mengenal lebih dalam terkait media sosial. Media sosial merupakan sebuah wadah yang dimanfaatkan manusia untuk melakukan sebuah interaksi sosial satu sama lainnya secara online dengan menggunakan jaringan internet. Interaksi ini dapat dilakukan secara bebas tanpa dibatasi oleh ruang dan juga waktu. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa media sosial ialah media online yang mampu mendukung kegiatan interaksi sosial menggunakan teknologi dengan basis web, di mana teknologi ini mampu mengubah kegiatan komunikasi antar dua orang menjadi sebuah dialog interaktif yang bisa dilakukan oleh lebih dari dua orang dalam satu grup.
Perkembangan media sosial yang sangat pesat ini memang tidak luput dari kecanggihan mobilephone. Bahkan, mobilephone berupa smartphone sekarang ini sepertinya menjadi sebuah kebutuhan wajib bagi manusia untuk melakukan interaksi satu sama lainnya, baik untuk menyelesaikan pekerjaan, berdiskusi dengan teman dan lain sebagainya. Untuk mengakses media sosial bisa dikatakan sangat murah jika dibandingkan dengan yang lainnya seperti media elektronik, cetak dan lain sejenisnya. Seorang pengguna media sosial dapat mengakses akunnya bahkan dengan jaringan internet yang koneksinya lambat sekalipun. Keberadaan media sosial ini tentu saja sangat cocok untuk Anda yang malas mengisi pulsa hanya untuk melakukan komunikasi via SMS ataupun telepon, yang mana membutuhkan biaya yang relatif lebih besar.

Media Sosial (Social Media) adalah saluran atau sarana pergaulan sesial secara online di dunia maya (internet). para pengguna (user) media sosial berkomunikasi, berinteraksi, slaing kirim pesan, dan saling berbagi (sharing), dan membangun jaringan (networking).
Menurut Wikipedia, media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya (User) bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual.
c.       Pentas kebudayaan
Indonesia yang dinela sebagai negara maritim ini yang kaya akan atraksi seni budaya. Untuk memperkenalkan keanekaragaman budaya dan seni tradisional yang dimiliki, maka mahasiswa yang memiliki bakat seni baik seni tari, seni musik, maupun seni kerawitan diberikan kesempatan untuk berapresiasi dan berkreatifitas dalam pentas kebudayaan. Pihak pemerintah berperan sebagai fasilitator baik sebagai sponsor, penyedia tempat, maupun sebagai penyelenggara sedangkan mahasiswa selain sebagai pengisi acara juga berperan dalam penyebaran informasi, kepanitiaan acara atau pelaksana teknis lainnya. Kegiatan ini bisa diselenggarakan di universitas dimana mahasiswa kuliah atau di tempat-tempat strategis lainnya.

B.       SIMPULAN
Kepariwisataan Indonesia yang memiliki  berbagai keindahan alam serta memiliki budaya yang syarat akan edukasi dari berbagai penjuru mulai dari Sabang hingga Merauke perlu dikenalkan khususnya ke dunia luar dengan berbagai promosi yang harus dilakukan oleh dinas kepariwisataan setempat maupun dinas kepariwisataan nasional secara intensif supaya bisa dikenal. Namun usaha ini tidak bisa dilakukan secar simultan mengingat adanya keterbatasan dana dan sumber daya manusia. Menjembatani permasalahan yang dihadapi tersebut, mahasiswa yang mengenyam pendidikan tinggi secara tidak langsung sebagai duta promosi pariwisata yang telah dilakukan oleh mahasiswa melalui media sosial terkait dengan journey-nya, kegiatan yang dilakukan mahsiswa terkait dengan pertunjukan seni budaya, dan lain-lain.


KEPUSTAKAAN
Alma, Buchari H. 1998. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung : Alfabeta.
Asri, Marwan. 1991. Marketing. Edisi kedua. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
Cooper, C. et al. 1993. Tourism Principle and practise. Edinburgh Gate Harlow Essex CM20 2JE.England. Addison Wesley Longman Limited.
Gito Sudarmo, Indriyo.1997. Manajemen Pemasaran. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.
Hall, C. Michael dan Betty Weiler. 1992. Introduction: What”s Special Interest Tourism?. Dalam:Betty Weiler dan Collin Michael Hall, editors. Special Interest Tourism. London: Belhaven Press.p.1-14.
Kotler, Philip.2000. Management Marketing-The Millennium Edition, Prentice-Hall.Inc.International Edition.
Majalah Intisari Edisi Maret 2008.
Pendit, Nyoman S. 2002. Ilmu Pariwisata : Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : Pradnya Paramita.
Suradnya, I Made.1985. Manajemen Pemasaran. Nusa Dua : Sekolah Tinggi Pariwisata Bali.
Yoety, H.Oka.1996. Pemasaran Pariwisata. Edisi Revisi. Bandung : Angkasa.

0 komentar:

Posting Komentar

Aka_Eka