Rabu, 19 Oktober 2016

SEMBAHLAH ALLAH, JAUHI KESYIRIKAN



Allah menciptakan manusia untuk beribdah kepada-Nya dan melarang mereka dari menyekutukan-Nya. Kemudia Dia sampaikan perintah tauhid kepada segenap mannusia dengan mengutus rasul-rasulNya dan menurunkan kitab-kitabNya, yang menjelaskan kepada mereka seperti apa ibadah yang Allah perintahkan dan apa kesyirikan yang Allah larang. Sehingga tidak ada seorang nabipun yang diutus melainkan mengajak umatnya kepada tauhid dan melarang dari kesyirikan.
Allah ta’ala berfirman yang artinya “(mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan supaya tidak ada alasanbagi manusia (untuk ) membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” ( QS. An Nisaa:165)ath Thabari menerangkan dalam tafsirnya, “(firman Allah)((“agar supaya tidak ada alasan bagi manusia (untuk ) membantah Allah sesduah diutusnya rasul-rasul itu” Allah menjelaskan “ Aku mengutus rasul-rasulku dengan membawa berita gembira dan peringatan agar orang-orang yang mengingkari Ku dan beribadah kepada sesembahan-sesembahan selain Aku, atau tersesat dari jalan Ku, tidak beralasan saat Aku akan menghukumnya (dengan mengatakan): “ Wahai Rabb kami, mengapap tidak Engkau utus seorang Rasul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau sebelum kami menjadi hina dina dan rendah ?”( QS At Thaha : 134). Maka Allah memutus alibi setiap orang yang kufur, tidak mau mentauhidkan Nya dan menyelisihi perintahNya...,”
Maka tidak ada seorang nabipun kecuali mengajak umatnya kepada perkara ini dan menjelaskan kepada mereka secara gamblang dan secara terang. Allah telah berfirman “ Dan tidaklah Kami mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada dzat yang berhak di ibadahi melainkan Aku, maka beribadahlah kepada Ku (QS. Al Anbiya : 25).
Dalam ayat lain Allah berfirman “ Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu, Adakah Kami menentukan sesembahan-sesembahan untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah?”(QS. Az Zukhruf:45)
Bahkan pada sebuah ayang yang agung Allah Ta’ala menceritakan dialog antara Dia dengan Isa ‘alaihisalam berkenaan dengan perbuatan orang-orang yang mengaku mengikutinya yang artinya “Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman Hai Isa puteri Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia “ Jadikanlah aku dan ibuku dua orang sesembahan lain selain Allah”. Isa menjawab “ Maha suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hak ku(mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengatahui. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku namu aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri MU. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang Ghaib” ( QS. Al Maidah:116)
Sehingga jadilah perkara ini dalam syariat kita perkara yang paling muhkam ( terang ) dan jelas.
Perintah Allah untuk beribadah kepadaNya saja dan larangan dari beribadah selain kepadaNYa
Pokok ajaran islam dan kaidah dakwah para rasul berporos pada perkara ini, yaitu perintah untuk beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun.
Ayat dan hadist yang menerangkan hal ini ada banyak sekali, bahkan keseluruhan ayat al qur an menjelaskan perkara ini sebagaimana yang diterangkan oleh Ibnul Qoyyim Rahimahullah. Beliau berkata “ semua ayat di dalam Al Quran mengandung tauhid, sebagai bukti baginya, dan mengajak kepadanya”(Madaarij As Saalikin, 3/450)
Diantara ayat yang paling jelas menerangkan hal ini adalah firman Allah yang artinya Dan beribadahlah kepada Allah dan jangan menyekutukanNya dengan suatu apapun (QS. An Nisaa:36). Dan juga dalam firmanNya yang artinya Dan Rabb mu memerintahkan jangan kalian beribadah kecuali kepadaNya dan berbaktilah kepada kedua orang tua (QS. Al Israa :23).
Siapa saja yang membaca ayat diatas bisa memahami Allah melarang dari beribadah kepada SelainNya, meminta kepada selain Dia, bergantung kepada selain Dia, dan berbagai macam beribadah selain Dia yang hanya boleh diberikan untuk Allah Ta’ala semata.
Bahkan hampir semua muslim membaca dalam shalatnya pada doa iftitah, firman Allah yang artinya Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku adalah hanya untuk Allah semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya. Dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku, dan aku termasuk yang pertama berserah diri ( Qs. Al An’am : 162-163)
Imam Muhammad At Tamimi Rahimahumullah menerangkan akan gamblangnya penjelasan Allah akan perkara ini, “.... Allah jelaskan dengan sangat gamblang untuk orang awam, (kejelasannya) melebihi sangkaan semua orang “ ( Al Ushul Al Sittah)
Dengan kata laintidak perlu sekolah tinggi-tinggi atau menamatkan kuliahnya untuk memahami perkara agung ini, karena kalaui tidak begitu berarti Al Quran bukan hidayah bagi semua orang, tapi cukup dalam hal ini seseorang membuka Al Quran dan memahami artinya
Hakikat Kesyirikan
Sebagaimana perintah Allah untuk beribadah kepada Allah, Al Quran juga menerangkan kesyirikan yang Allah peringatkan manusia dariNya dan Allah utus NabiNya Shallallhualaihissalam untuk memberantasnya.
Dan dengan mengetahui perkara ini, yaitu apa batasan teringan suatu perbuatan dianggap sebagi kesyirikan, sangat berguna bagi seorang muslim untuk selamat darinya dan dari kesyirikan lainnya yang lebih besar darinya. Ayat pertama yang menerangkan hal ini adalah firman Allah yang artinya Dan mereka berinadah kepada selain Allah dari apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfaatan, dan mereka berkata Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah ( QS. Yunus: 18)
Ayat kedua yang menerangkan semakin jelasnya hal ini seperti yang difirmankan Allah yang artinya Dan orang-orang yang mengambil wali (pelindung) selain Allah berkata” Kami tidaklah menyembah mereka, melainkan supaya mereka mendekatkankami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya (QS. Az Zumar:3), maka mencari syafaat ? perantara / wasilah merupakan alasan yang sudah ada pada musyrikin terdahulu. Bahkan mereka tidak menyebutkan Allah melainkan karena alasan ini, kendati demikian, alasan ini tidak menggeser status mereka sebagai orang yang menyekutukan Allah..
Wallahu A’lam Bishowab

Sumber : Al quran dan al Hadist

0 komentar:

Posting Komentar

Aka_Eka