A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan saat ini,
peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam penguasaan materi maupun metode
pembelajaran selalu diupayakan. Salah satu upaya yang dilakukan guru dalam
peningkatan kualitas pembelajaran yaitu dalam penyusunan berbagai macam
skenario kegiatan pembelajaran di kelas.
Pembelajaran merupakan perpaduan antara
kegiatan pengajaran yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan
oleh siswa. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, terjadi interaksi antara
siswa dengan siswa, interaksi antara guru dan siswa, maupun interaksi antara
siswa dengan sumber belajar. Diharapkan dengan adanya interaksi tersebut, siswa
dapat membangun pengetahuan secara aktif, pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, serta dapat memotivasi peserta
didik sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan.
B. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Ismail (2003), istilah model
pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode, atau
prosedur. Suatu model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak
dipunyai oleh strategi atau metode tertentu, yaitu rasional teoritik yang logis
yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah
laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan, serta
lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Sementara menurut Anita dalam Cooperative Learning (2007),
model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
mengutamakan adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya menekankan kerjasama.
Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa
meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya serta
mengembangkan keterampilan sosial.
C. Pengertian Kooperatif Tipe STAD
Kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh
Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin, dan merupakan pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana. Selain itu, dapat digunakan untuk memberikan
pemahaman konsep materi yang sulit kepada siswa dimana materi tersebut telah
dipersiapkan oleh guru melalui lembar kerja atau perangkat pembelajaran yang
lain.
Student Teams Achievement Divisions
(STAD) merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang menempatkan
siswa dalam tim yang beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut
tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku.
D. Kelebihan dan
Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Setiap metode pembelajaran
terdapat kekurangan dan kelebihan yang akan diterapkan pada siswa, sehingga
seorang guru tidak terfokus pada satu penggunaan metode yang akan diterapkan.
Berikut kelebihan metodel model pembelajaran STAD :
1. Kelebihan pembelajaran
kooperatif tipe STAD bagi siswa antara lain:
a.
meningkatkan pencurahan waktu pada tugas;
b.
rasa harga diri menjadi lebih tinggi;
c.
memperbaiki kehadiran;
d.
penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar;
e.
perilaku mengganggu menjadi lebih kecil;
f.
konflik antar pribadi berkurang;
g.
sikap apatis berkurang;
h.
motivasi lebih besar atau meningkat;
i.
hasil belajar lebih tinggi;
j.
meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.
k.
Menerapkan bimbingan oleh teman.
l.
Menciptakan lingkungan yang menghargai nilai-nilai ilmiah.
2. Kekurangan Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD yang
sudah dilakukan, diantaranya:
a.
pemborosan waktu;
b.
siswa tidak dapat bekerjasama dengan teman secara efektif dalam kelompok;
c.
siswa yang rajin dan pandai merasa pembagian tugas dan penilaiannya tidak adil;
d.
siswa yang kurang pandai dan kurang rajin akan merasa minder bekerjasama dengan
teman-temannya yang lebih mampu;
e.
terjadi situasi kelas yang gaduh.
E. Langkah-langkah penerapan
pembelajaran kooperatif tipe STAD
Langkah-langkah penerapan
pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut.
a.
Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar
yang akan dicapai. Guru dapat menggunakan berbagai pilihan dalam menyampaikan
materi pembelajaran ini kepada siswa. Misal, antara lain dengan metode penemuan
terbimbing atau metode ceramah. Langkah ini tidak harus dilakukan dalam satu
kali pertemuan, tetapi dapat lebih dari satu.
b.
Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu sehingga akan
diperoleh nilai awal kemampuan siswa.
c.
Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5
anggota, dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda
(tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari
budaya atau suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan Gender.
d.
Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah
diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama, saling membantu antaranggota
lain, serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan utamanya adalah
memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep dan materi. Bahan tugas
untuk kelompok dipersiapkan oleh guru agar kompetensi dasar yang diharapkan
dapat dicapai.
e.
Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu
f.
Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan
memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
F. Pembentukan dan Penghargaan
Kelompok
Salah satu cara
pembentukan kelompok berdasarkan kemampuan hasil nilai siswa. Menurut Slavin (1995),
guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai
peningkatan hasil belajar dari nilai dasar (awal) ke nilai kuis/tes setelah
siswa bekerja dalam kelompok.
Cara-cara penentuan
nilai penghargaan kepada kelompok dijelaskan sebagai berikut.
Langkah-langkah
memberi penghargaan kelompok:
a.
menentukan nilai dasar (awal) masing-masing siswa. Nilai dasar (awal) dapat
berupa nilai tes/kuis awal atau menggunakan nilai ulangan sebelumnya;
b.
menentukan nilai tes/kuis yang telah dilaksanakan setelah siswa bekerja
dalam kelompok, misal nilai kuis I, nilai kuis II, atau rata-rata nilai kuis I
dan kuis II kepada setiap siswa, yang kita sebut dengan nilai kuis terkini;
c.
menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan
berdasarkan selisih nilai kuis terkini dan nilai dasar (awal) masing-masing
siswa dengan menggunakan kriteria berikut ini.
Kriteria
|
Nilai peningkatan
|
Nilai kuis/tes terkini turun lebih dari 10 poin dibawah nilai awal
|
5
|
Nilai kuis/tes terkini turun 1 sampai dengan 10poin di bawah nilai awal
|
10
|
Nilai kuis/tes terkini sama dengan nilai awal sampai dengan 10 di atas
nilai awal
|
20
|
Nilai kuis/tes terkini lebih dari 10 di atas nilai awal
|
30
|
Nilai Sempurna
|
30
|
Penghargaan kelompok
diberikan berdasarkan rata-rata nilai peningkatan yang diperoleh masing-masing
kelompok dengan memberikan predikat cukup, baik, sangat baik, dan sempurna.
G. Contoh Materi
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam Pembelajaran Matematika.
Topik :
menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah
Kelas/semester : VII/dua
Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
4.
Petunjuk:
1. Pelajari Lembar Kerja Siswa
tentang menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah secara berdiskusi
dengan teman-temanmu satu kelompok!
2. Diskusikan dan bahas bersama
dengan temanmu tentang kesulitan yang kamu temui! Jika dalam kelompokmu belum
diperoleh jawabannya, tanyakan pada gurumu, tetapi berusahalah semaksimal
mungkin terlebih dahulu!
3. Setelah selesai, setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi kelompok
Masalah:
1. Dari sekelompok siswa ternyata 25
siswa suka makan bakso, 20 siswa suka makan mie ayam, dan 12 siswa suka makan
keduanya (bakso dan mie ayam).
a.
Gambarlah Diagram Venn untuk menunjukkan keadaan tersebut!
b. Berapa
banyak siswa dalam kelompok tersebut?
c. Berapa
banyak siswa yang suka makan bakso saja?
d. Berapa
banyak siswa yang suka makan bakso saja atau mie ayam saja?
2. Suatu pengamatan dilakukan
terhadap 100 keluarga yang hasilnya menyatakan bahwa 55 keluarga memiliki
sepeda motor dan 35 keluarga memiliki mobil. Jika ternyata ada 30 keluarga
yang tidak memiliki sepeda motor maupun mobil, berapakah banyaknya keluarga
yang memiliki sepeda motor dan mobil?
KUIS INDIVIDUAL
Dalam
suatu kelas diketahui 37 siswa suka minum jus buah, 23 siswa suka minum
susu, 18
suka minum kedua-duanya, dan 4 siswa tidak suka minum jus buah
atau
susu. Banyak siswa dalam kelas itu adalah ... .
|
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1.
Belajar kelompok model STAD dapat membantu siswa meningkatkan motivasi dan
keaktifan belajar matematika melalui tahapan berikut.
a.
Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar
yang akan dicapai. Guru dapat menggunakan berbagai pilihan dalam menyampaikan
materi pembelajaran ini kepada siswa. Misal, antara lain dengan metode penemuan
terbimbing atau metode ceramah. Langkah ini tidak harus dilakukan dalam satu
kali pertemuan, tetapi dapat lebih dari satu.
b.
Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu sehingga akan
diperoleh nilai awal kemampuan siswa.
c.
Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5
anggota, dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda
(tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari
budaya atau suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
d.
Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah
diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama, saling membantu antaranggota
lain, serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan utamanya adalah
memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep dan materi. Bahan tugas
untuk kelompok dipersiapkan oleh guru agar kompetensi dasar yang diharapkan
dapat dicapai.
e.
Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu
f.
Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan
memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
2.
Pemberian Penghargaan Kelompok
Penghargaan kelompok diberikan
berdasarkan rata-rata nilai peningkatan yang diperoleh masing-masing kelompok
dengan memberikan predikat cukup, baik, sangat baik, dan sempurna.
Kepada kelompok yang berhasil diberi
ucapan selamat dan kepada kelompok yang belum berhasil diberi motivasi untuk
belajar lebih baik lagi. Pemberian reward atau hadiah pada
akhir semester setelah pelaksanaan ujian akhir semester.
3.
Hasil menunjukkan siswa senang belajar kelompok model STAD disebabkan dapat bekerja sama
dalam menyelesaikan masalah, tidak malu bertanya, lebih akrab, dan suasana
tidak menegangkan..
I. Saran
1.
Hendaknya guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
2.
Hendaknya penerapan pembelajaran kooperatif secara bertahap karena model
pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu model yang baru di Indonesia.
3.
Hendaknya guru membuat perencanaan yang matang dalam memilih materi dan
mengalokasikan waktu dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe STAD
sehingga materi lebih mudah diterima siswa dan waktu yang terbuang dapat
diminimalkan.
DAFTAR PUSTAKA
Sulyono, K. (2008). Penerapan Pendekatan Kooperatif STAD dalam Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta:
PPPPTK Matematika Yogyakarta
Setianingsih, H.(2007). Keefektifan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Pada Pembelajaran Matematika Pokok
Bahasan Segiempat Siswa Kelas VII Semester 2 SMP Negeri 1 Slawi
Tahun Pembelajaran 2006/2007. Semarang : Skripsi FKIP UNS
0 komentar:
Posting Komentar