Kamis, 20 Oktober 2016

Pembelajaran Kooperatif tipe STAD



A.  Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan saat ini, peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu diupayakan. Salah satu upaya yang dilakukan guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran yaitu dalam penyusunan berbagai macam skenario kegiatan pembelajaran di kelas.
Pembelajaran merupakan perpaduan antara kegiatan pengajaran yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, interaksi antara guru dan siswa, maupun interaksi antara siswa dengan sumber belajar. Diharapkan dengan adanya interaksi tersebut, siswa dapat membangun pengetahuan secara aktif, pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, serta dapat memotivasi peserta didik sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan.

B.  Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Ismail (2003), istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode, atau prosedur. Suatu model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu, yaitu rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan, serta lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sementara menurut Anita dalam Cooperative Learning (2007), model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya menekankan kerjasama. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya serta mengembangkan keterampilan sosial.

C.  Pengertian Kooperatif Tipe STAD
Kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin, dan  merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Selain itu, dapat digunakan untuk memberikan pemahaman konsep materi yang sulit kepada siswa dimana materi tersebut telah dipersiapkan oleh guru melalui lembar kerja atau perangkat pembelajaran yang lain.
Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam tim yang beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku.

D.  Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Setiap metode pembelajaran terdapat kekurangan dan kelebihan yang akan diterapkan pada siswa, sehingga seorang guru tidak terfokus pada satu penggunaan metode yang akan diterapkan. Berikut kelebihan metodel model pembelajaran STAD :
1.      Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe STAD  bagi siswa antara lain:
a.    meningkatkan pencurahan waktu pada tugas;
b.    rasa harga diri menjadi lebih tinggi;
c.    memperbaiki kehadiran;
d.   penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar;
e.    perilaku mengganggu menjadi lebih kecil;
f.     konflik antar pribadi berkurang;
g.    sikap apatis berkurang;
h.    motivasi lebih besar atau meningkat;
i.      hasil belajar lebih tinggi;
j.      meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.
k.    Menerapkan bimbingan oleh teman.
l.      Menciptakan lingkungan yang menghargai nilai-nilai ilmiah.

2.      Kekurangan Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD yang sudah dilakukan, diantaranya:
a.       pemborosan waktu;
b.      siswa tidak dapat bekerjasama dengan teman secara efektif dalam kelompok;
c.       siswa yang rajin dan pandai merasa pembagian tugas dan penilaiannya tidak adil;
d.      siswa yang kurang pandai dan kurang rajin akan merasa minder bekerjasama dengan teman-temannya yang lebih mampu;
e.       terjadi situasi kelas yang gaduh.

E.  Langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD
Langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut.
a.    Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Guru dapat menggunakan berbagai pilihan dalam menyampaikan materi pembelajaran ini kepada siswa. Misal, antara lain dengan metode penemuan terbimbing atau metode ceramah. Langkah ini tidak harus dilakukan dalam satu kali pertemuan, tetapi dapat lebih dari satu.
b.    Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu sehingga akan diperoleh nilai awal kemampuan siswa.
c.    Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari budaya atau suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan Gender.
d.      Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama, saling membantu antaranggota lain, serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep dan materi. Bahan tugas untuk kelompok dipersiapkan oleh guru agar kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai.
e.       Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu
f.       Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
    
F.   Pembentukan dan Penghargaan Kelompok
Salah satu cara pembentukan kelompok berdasarkan kemampuan hasil nilai siswa. Menurut Slavin (1995), guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar dari nilai dasar (awal) ke nilai kuis/tes setelah siswa bekerja dalam kelompok.
Cara-cara penentuan nilai penghargaan kepada kelompok dijelaskan sebagai berikut.
Langkah-langkah memberi penghargaan kelompok:
a.       menentukan nilai dasar (awal) masing-masing siswa. Nilai dasar (awal) dapat berupa nilai tes/kuis awal atau menggunakan nilai ulangan sebelumnya;
b.      menentukan nilai tes/kuis yang telah dilaksanakan setelah siswa bekerja dalam kelompok, misal nilai kuis I, nilai kuis II, atau rata-rata nilai kuis I dan kuis II kepada setiap siswa, yang kita sebut dengan nilai kuis terkini;
c.       menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan berdasarkan selisih nilai kuis terkini dan nilai dasar (awal) masing-masing siswa dengan menggunakan kriteria berikut ini.
Kriteria
Nilai peningkatan
Nilai kuis/tes terkini turun lebih dari 10 poin dibawah nilai awal
5
Nilai kuis/tes terkini turun 1 sampai dengan 10poin di bawah nilai awal
10
Nilai kuis/tes terkini sama dengan nilai awal sampai dengan 10 di atas nilai awal
20
Nilai kuis/tes terkini lebih dari 10 di atas nilai awal
30
Nilai Sempurna
30

Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rata-rata nilai peningkatan yang diperoleh masing-masing kelompok dengan memberikan predikat cukup, baik, sangat baik, dan sempurna.

G. Contoh Materi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam Pembelajaran Matematika.


Topik                       : menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah
Kelas/semester        : VII/dua
Anggota Kelompok :
1.
2.
3.      
4.

Petunjuk:
1.      Pelajari Lembar Kerja Siswa tentang menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah secara berdiskusi dengan teman-temanmu satu kelompok!
2.      Diskusikan dan bahas bersama dengan temanmu tentang kesulitan yang kamu temui! Jika dalam kelompokmu belum diperoleh jawabannya, tanyakan pada gurumu, tetapi berusahalah semaksimal mungkin terlebih dahulu!
3.      Setelah selesai, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok

Masalah:

1.      Dari sekelompok siswa ternyata 25 siswa suka makan bakso, 20 siswa suka makan mie ayam, dan 12 siswa suka makan keduanya (bakso dan mie ayam).
a. Gambarlah Diagram Venn untuk menunjukkan keadaan tersebut!
b. Berapa banyak siswa dalam kelompok tersebut?
c. Berapa banyak siswa yang suka makan bakso saja?
d. Berapa banyak siswa yang suka makan bakso saja atau mie ayam saja?

2.      Suatu pengamatan dilakukan terhadap 100 keluarga yang hasilnya menyatakan bahwa 55 keluarga memiliki sepeda motor dan 35 keluarga memiliki mobil. Jika ternyata ada 30 keluarga yang tidak memiliki sepeda motor maupun mobil, berapakah banyaknya keluarga yang memiliki sepeda motor dan mobil?

KUIS INDIVIDUAL

Dalam suatu kelas diketahui 37 siswa suka minum jus buah, 23 siswa suka minum
susu, 18 suka minum kedua-duanya, dan 4 siswa tidak suka minum jus buah
      atau susu. Banyak siswa dalam kelas itu adalah ... .




H.  Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1.      Belajar kelompok model STAD dapat membantu siswa meningkatkan motivasi dan keaktifan belajar matematika melalui tahapan berikut.
a.    Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Guru dapat menggunakan berbagai pilihan dalam menyampaikan materi pembelajaran ini kepada siswa. Misal, antara lain dengan metode penemuan terbimbing atau metode ceramah. Langkah ini tidak harus dilakukan dalam satu kali pertemuan, tetapi dapat lebih dari satu.
b.    Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu sehingga akan diperoleh nilai awal kemampuan siswa.
c.    Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari budaya atau suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
d.   Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama, saling membantu antaranggota lain, serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep dan materi. Bahan tugas untuk kelompok dipersiapkan oleh guru agar kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai.
e.    Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu
f.     Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.

2.      Pemberian Penghargaan Kelompok
Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rata-rata nilai peningkatan yang diperoleh masing-masing kelompok dengan memberikan predikat cukup, baik, sangat baik, dan sempurna.
Kepada kelompok yang berhasil diberi ucapan selamat dan kepada kelompok yang belum berhasil diberi motivasi untuk belajar lebih baik lagi. Pemberian reward atau hadiah pada akhir semester setelah pelaksanaan ujian akhir semester.

3.      Hasil menunjukkan siswa senang belajar kelompok model STAD disebabkan dapat bekerja sama dalam menyelesaikan masalah, tidak malu bertanya, lebih akrab, dan suasana tidak menegangkan..

I.     Saran
1.      Hendaknya guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk    meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
2.      Hendaknya penerapan pembelajaran kooperatif secara bertahap karena model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu model yang baru di Indonesia.
3.      Hendaknya guru membuat perencanaan yang matang dalam memilih materi dan mengalokasikan waktu dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe STAD sehingga materi lebih mudah diterima siswa dan waktu yang terbuang dapat diminimalkan.


DAFTAR PUSTAKA
Sulyono, K. (2008). Penerapan Pendekatan Kooperatif STAD dalam Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta: PPPPTK Matematika Yogyakarta

Setianingsih, H.(2007).  Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif  Tipe STAD Pada Pembelajaran Matematika  Pokok Bahasan Segiempat Siswa Kelas VII Semester 2  SMP Negeri 1 Slawi Tahun Pembelajaran 2006/2007.  Semarang : Skripsi FKIP UNS

0 komentar:

Posting Komentar

Aka_Eka