ANALISIS PERMINTAAN
Hukum islam
telah menjelaskan secara gamblang bahwa setiap orang dalam hal mengkonsumsi
barang yang telah dimilikinya tidak lain untuk mencapai maslahah. Maslahah
dapat diperoleh apabila konsumen mengkonsumsi barang atau jasa yang bermanfaat
dan mengandung berkah sehingga semakin besar maslahah akan semakin besar
tingkat konsumsi.
A.
Pilihan
Konsumen : Pendekatan Iso- Maslahah
Fungsi permintaan dalam konsumsi islami
diturunkan dengan pendekatan maslahah, dimana maslahah dapat diukur dalam
satuan nominal. Dalam hal ini terdapat dua pendekatan untuk mengetahui perilaku
konsumen yaitu pendekatan maslahah marginal yang didasarkan pada pandanagan
bahwa manfaat atau berkah atas suatu kegiatan konsumsi bisa dirasakan dan
diukur oleh konsumen, dan pendekatan maslahah iso maslahah dapat dirasakan
dengan berkahnya, namun tidak dapat diukur seberapa besarnya maslahah.
1. Karakteristik
Iso Maslahah
Kurva Iso Maslahah menunjukkan
kombinasi dua barang atau jasa yang memberikan maslahah yang sama dan setiap
konsumen memiliki alternatif kombinasi berbagai barang atau jasa yang
diperkirakan memiliki maslahah yang sama.
Gambar tersebut menjelaskan bahwa
setiap titik mempunyai tingkat maslahah yang sama meskipun kombinasi barang
yang terkandung berbeda pada masing-masing titik tentunya masing-masing barang
tersebut halal dan memiliki hubungan subtitusi yang dekat.
a. Bentuk Kurva
iso Maslahah
Bentuk kurva iso maslahah berbentuk
cembung dan memiliki slope negatif yang berarti menunjukkan adanya mekanisme
subtitusi antara kedua barang dengan subtitusi dekat tidak sempurna. Tingkat substitusi
yang sama ini menunjukkan pergerakan dari kiri atas ke kanan bawah untuk
mendekati subtitusi barang lain.
b. Posisi kurva
dan tingkat maslahah
Ketika konsumen melakukan kegiatan yang
halal dan thoyyib, maka semakin tinggi frekuensi kegiatan akan semakin tinggi
pula maslahah yang diperoleh yang berarti semakin kurva maslahah lebih tinggi
menunjukkan tingkat maslahah yang lebih tinggi pula.
Gambar tersebut menunjukkan bahwa
setiap titik yang ada pada IM2 mempunyai tingkat maslhahah yang
lebih tinggi dari setiap titik yang ada pada kurva IM1. Hal ini
disebabkan karena setiap titik yang ada pada IM2 memiliki maslahah
yang sama dengan maslahah yang terkandung dalam titik E. Sementara setiap titik
yang ada pada kurva IM1 mempunyai kandungan maslahah yang sama
dengan yang dikanding pada titik A.
c. Tingkat subtistusi
semakin menurun
Slope kurva maslahah pada masing-masing
titik yang ada menunjukkan tingkat kemampuan untuk melakukan subtitusi, yang
berarti untuk mempertahankan maslahah yang diperoleh, konsumen dapat berpindah
dari kiri atas ke kanan bawah, pergerakan ini menunjukkan konsumen mau
mengorbankan barang yang dikonsumsi untuk mendapatkan barang lain dan begitu
pula sebaliknya. (gambar point b)
2. Bentuk Kurva
Iso Maslahah
Kandungan berkah dalam masing-masing
barang sangat menentukan pilihan konsumen. Konsumen yang rasional akan memiliki
kecenderungan pilihan pada penggunaan barang dengan kandungan berkah yang
tinggi dibanding dengan barang yang kandungan berkahnya rendah sepanjang ada
kemampuan financial yang mendukungnya.
a. Kurva iso
maslahah dengan kandungan berkah yang setingkat
Adakalanya konsumen dihadapkan pada
pilihan konsumsi yang setingkat diantara dua barang yang berbeda. Setiap barang
atau jasa yang halal dan memberikan kemanfaatan yang sama diharapkan memberikan
keberkahan yang sama pula.
Gambar diatas antara barang X dan Y
memiliki tingkat kemiringan yang sama yaitu simetris sehingga barangX dan Y
memiliki kandungan berkah yang setingkat. Secara spesifik dapat dilihat dari
posisi titik A ke titik B dan titik A ke titik C yang masing-masing memiliki jarak
yang sama dengan yang lain.
b. Kurva iso
maslahah dengan kandungan berkah yang tidak setingkat
Adakalanya konsumen dihadapkan pada
pilihan konsumsi yang tidak setingkat diantara dua barang yang berbeda. Setiap
barang atau jasa yang halal dan memberikan kemanfaatan yang berbeda tersebut
diharapkan memberikan keberkahan sesuai harapan konsumen.
Ø Kandungan
berkah barang Y lebih tinggi daripada X
Jika konsumen ingin menambah konsumsi
barang Y menjadi Y2 maka maslahah yang diperoleh akan meningkat
sebsar IM2, namun jika dicegah untuk mendapat barang Y sejumlah Y2
– Y1 maka secara langsung akan menambah barang X sebesar X2
– X1 dan tambahan barang X ini akan lebih besar daripada barang Y,
artinya konsumen lebih menghargai Y lebih tinggi daripada barang X untuk
mendapat maslahah yang optimal, hal ini barang Y memiliki kandungan berkah yang
lebih tinggi.
Ø Konsumsi X
lebih tinggi daripada konsumsi Y
Jika konsumen ingin menambah konsumsi
barang X menjadi X2 maka maslahah yang diperoleh akan meningkat
sebsar IM2, namun jika dicegah untuk mendapat barang X sejumlah X2
– X1 maka secara langsung akan menambah barang Y sebesar Y2
– Y1 dan tambahan barang Y ini akan lebih besar daripada barang X,
artinya konsumen lebih menghargai X lebih tinggi daripada barang Y untuk mendapat
maslahah yang optimal, hal ini barang X memiliki kandungan berkah yang lebih
tinggi.
3. Kemampuan
subtistusi antar barang
Kemampuan untuk saling menggantikan
antara barang yang satu dengan barang yang lain dapat dilihat dari nilai
absolut dari slope kurva iso maslahah yang di ekspresikan
M = m(X, Y, Bx,
By)
Tingkat kemampuan barang X menggantikan
fungsi barang Y dapat dirumuskan sebagai perbandingan antara perubahan barang Y
dan perubahan barang X untuk mendapatkan maslahah yang sama, kemampuan substitusi
Y terhadap X adalah ΔY/ΔX. Dari persamaan maka dapat ditentukan kemampuan
besarnya dari barang X untuk mensubtitusi barang Y tergantung pada besarnya
kandungan manfaat dan berkah dari kedua barang tersebut
a. Kemampuan
subtitusi yang menurun
Jika berkah marginnal bersifat
increasing dengan tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dari tingkat penurunan
marginal manfaat duniawi, maka maslahah marginal akan mengalami decreasing.
Bentuk kurva iso maslahah yang mempresentasikan sebagai berikut :
b. Kemampuan substitusi
yang konstan
Jika berkah marginal bersifat
increasing dengan tingkat pertumbuhan yang sama dengan tingkat penurunan
marginal manfaat duniawi, maka maslahah marginal akan konstan
c. Kemampuan Subtitusi yang meningkat
Jika marginal berkah bersifat increasing dengan tingkat pertumbuhan yang lebih baik dari tingkat penurunan marginal manfaat fisik, maka maslahah marginal akan increasing
4. Batasan
individu dan Etika dalam Konsumsi
Konsumen akan menghadapi berbagai
kendala atau berbagai batasan dalam mengkonsumsi barang diantaranya :
a. Kendala anggara
(budget)
Kendala penting yang dihadapi oleh
konsumen muslim dalam menentukan pilihannya dalam mengkonsumsi barang dan jasa
adalah anggaran dalam arti tidak sebataspendapatan yang diperoleh, namun
sejumlah uang tertentu yang sengaja disishkan guna membiayai kegiatan konsumsi
1. Penurunan kurva
anggaran
Konsumsi dalam ekonomi islam dapat
dituliskan sebagai berikut :
I = IC + IS + IA
dimana
I = Pendapatan konsumen
IC = Pendapatan yang di
Konsumsikan
IS = Pendapatan yang di
tabung
IA = Amal Sholeh/ah
Jika seluruh anggaran digunakan untuk
mengkonsumsi barang X, maka akan mendapatakan AB/Px dan sebaliknya.
Jika konsumen mengkombinasikan untuk memperoleh barang X dan barang Y, maka
anggaran dapat di tuliskan sebagai berikut :
AB = PXX + PYY
Hubungan tersebut menunjukkan jumlah
barang Y yang dibeli dalam kaitannya barang X yang dibeli, semakin banyak
membeli barang Y maka akan semakin sedikit untuk membeli barang X.
2. Efek perubahan
pendapatan pada kurva anggaran
Pendapatan memiliki dampak langsung
pada kemampuan untuk mengkonsumsi barang. Jika pendapatan naik, maka besarnya
anggaran yang dialokasikan untuk konsumsi akan naik sehingga akan mempengaruhi
pergeseran kurva iso maslahah dari kiri ke kanan yang menggambarkan pengaruh
kenaikan pendapatan
3. Efek perubahan
harga pada kurva alokasi anggaran
Selain pendapatan, harga juga mempunyai
pengaruh langsung pada kurva anggaran diantara penyebabnya adalah :
a. Penurunan harga
pada salah satu barang
Diasumsikan harga barang X mengalami
penurunan dan barang Y tidak mengalami penurunan, maka mengalami perubahan
slope kurva budget menjadi dY/dX = - (P’X / PY) dimana
tidak ada perubahan pendapatan sehingga tidak mempengaruhi intercept dari kurva
budget dengan perubahan berlawanan arah jarum Jam
Hal yang sama terjadi jika kenaikan
harga Y dengan anggaran yang tetap sama dan harga X tetap sama, maka akan
terjadi perubahan harga Y sesuai dengan arah jarum jam dX/dY = P’Y +
PX
b. Penurunan harga
pada kedua barang
Kemungkinan lain dari perubahan harga
yang terjadi adalah adanya perubahan harga pada kedua barang. Perubahan ini
bisa terjadi dalam beberapa skema. Asumsi penurunan harga kedua barang AB
= (1-α)PXX + (1-α)PYY
yang dapat disederhanakan :
Y = AB / (1-α)PY – (PX/PY)X
dY/dX = slope AB = - (PX/PY)
interxept = AB (1-α)PX
dengan demikian efek yang ditimbulkan
oleh penurunan harga pada kedua barang dengan jumlah penurunan yang sama adalah
kenaikan intercept dari AB/PY menjadi AB / (1-α)PY
Gambar diatas efek dari penurunan harga
pada kedua barang dengan jumlah penurunan yang sama adalah bergesernya kurva
anggaran ke sebalah kanan.
4. Kurva perubahan
harga dan pendapatan secara simultan pada kurva anggaran
Untuk mengetahui efek adanya kenaikan dan
penurunan pendapatan dan harga semua barang diasumsikan sama. Jika yang terjadi
adalah penurunan secara serentak dengan tingkat yang sama yang terajadi pada
semua variabel akan bersifat netral. Hal ini disebabkan karena penurunan harga
barang dikompensasi dengan budget anggaran dalam jumlah atau tingkat yang sama.
Sekaligus menunjukkan bahwa jika terjadi penurunan harga serentak disatu pihak
tidak akan ada keinginan untuk mengkonsumsi dalam jumlah besar dari sebelumnya,
maka akan terjadi penghematan yaitu sebesar aloocated budget dikurangi dengan
allocated budget yang baru, begitupula sebaliknya.
b. Kendala israf
Secara umum kriteria israf berbeda
sesuai dengan kekayaan yang dimiliki konsumen. Semakin kaya seorang konsumen maka
batasan israf akan semakin meningkat, meskipun ada batasan maksimal pada
tingkat tertentu.
Prinsip yang harus dipegang dalam israf
dalam mengkonsumsi sejumlah barang untuk mendapat maslahah
Ø Untuk barang
tahan lana (non durable) maka konsumsinya tidak sampai menimbulkan hal yang sia
sia
Ø Untuk barang
yang habis pakai (durable) maka tingkat utilitas tinggi
Ø Jika dihitung
kelayakannya, maka mencapai tingkat kelayakan yang standar atau yang lebih
besar
Ø Menimbulkan
Opportunity cost yang tinggi jika tidak dikonsumsi.
Ø Adanya maslahah
yang tidak bisa dikategorikan pada keempat point diatas. Misalnya mengkonsumsi
sesuatu barang dalam rangka memenuhi hobby yang halal atau mubah yang sifatnya
sangat spesifik
Ø kelima point
diatas tidak boleh dilandasi hal hal yang bathil
c. Mempertimbangkan
kebutuhan orang lain
Tingkat kepedulian akan berpengaruh
terhadap konsumsi sehingga akan mempengaruhi seberapa barang yang akan dibeli.
Secara spesifik ke[pedulian ini dimaknai sebagai bentuk amal shaleh, yaitu
kemauan konsumen dalam membelanjakan barang/jasa untuk memenuhikebutuhan orang
lain. Kepedulian ini juga dimaknai sebagai upaya memberikan kesempatan
kesempatan lain untuk membeli barang yang dibutuhkan.
5. Keseimbangan
Konsumen
Keseimbangan konsumen diperoleh dari
penggabungan keinginan konsumsi yang akan dikonsumsi oleh konsumen yang
terbatas oleh allocated budget serta kendala israf yang dilaksanakan guna
mencapai maslahah dan falah.
Titik yang berada A B dan C berada pada
iso Maslahah yang berarti mereka semua mampu dalam memenuhi tingkat maslahah
yang diinginkan. Sedangkan titik B merupakan satu satunya yang memiliki tingkat
pengeluaran terendah karena titik B terdapat pada titik anggaran terendah.
Persamaan ini menunjukkan fungsi
permintaan dimana jumlah barang yang diminta memiliki korelasi negatif dengan harga barang. Jika harga suatu barang
naik, maka permintaan barang tersebut akan turun.
B.
Efek Berkah
pada Pilihan Optimal
Kandungan berkah mempengaruhi
preferensi konsumen dimana adanya perubahan kenaikan atau penurunan berkah akan
mempengaruhi kandungan berkah lainya. Apabila kandungan berkah pada barang X
berubah mengalami peningkatan, maka konsumen yan tadinya netral terhadap
keduanya terpaksa harus menyukai barang X. Perubahan preferensi ditunjukkan
oleh perubahan bentuk kurva iso maslahah dari IM0 menjadi IM1,
sehingga kurva akan lebih curam dan konsumsi barang X lebih tinggi
C.
Efek subtitusi
dan pendapatan dari perubahan harga
Pada dasarnya perubahan dapat diuraikan
menjadi tiga hal diantaranya :
1. Efek pendapatan
Perubahan jumlah barang yang diminta
sebagai akibat adanya pendapatan riil konsumen, pendapatan riil bisa terjadi
adanya perubahan suatu barang, harga barang maupun perubahan pendapatan nominal
yang diterima.
2. Efek subtitusi
Perubahan jumlah barang X yang diminta
sebagai akibat adanya perubahan terhadap barang lain.
Adanya kenaikan harga suatu barang bisa
dipandang sebagai penurunan maslahah total, karena dengan anggaran yang sama
konsumen akan mendapatkan manfaat yang lebih rendah atas barang yang dibelinya.
Kenaikan suatu barang akan memiliki beberapa kemungkinan diantaranya
a. Kenaikan harga
barang tanpa adanya perubahan kandungan maslahahnya
b. Kenaikan harga
barang disertai dengan penurunan kandungan maslahahnya
c. Kenaikan harga
baranng disertau dengan kenaikan kandungan maslahahnya
D.
Analisis
elastisitas permintaan
Konsep dasar elastisitas permintaan
adalah sebagai alat ukur seberapa peka permintaan akan berubah sebagai respon
terhadap perubahan variabel lain seperti harga barang, pendapatan konsumen,
selera dan sebagainya.
1. Elastisitas
harga permintaan
Perubahan jumlah atau kuantitas dari
barang yang diminta sebagai akibat adanya perubahan harga.
a. Pengukuran
elastisitas
Elastisitas dapat diukur pada kondisi
permintaan tertentu maupun secara rata rata antar dua keadaan atau lebih
Ø Elastisitas
Busur
Menghitung besarnya nilai elastisitas
pada lengkung atau rentang tertentu.
EH = ΔQ/Q . ΔP/P
EH = ΔQ/ΔP . Q/P
Ø Elastisitas
Titik
Konsep point elasticity mendekati
elastisitas berdasarkan kejadian yang ada pada suatu waktu tertentu pada kurva
permintaan.
EH = dQ/dP . P/Q
b. Makna angka
elastisitas
Elastisitas merupakan derajad dari
sensitivitas perubahan jumlah barang yang diminta dalam merespon perubahan yang
terjadi dalam harga barang sendiri.
Jika EH
< 1 inelastis
Jika EH
= 1 unit elastis
Jika EH > 1 elastis
c. Elastisitas
permintaan konsumen islami
Nilai elastis yang dimiliki oleh konsumen
yang memperdulikan maslahahnya
2. Elastisitas
pendapatan permintaan
Merupakan varian lain dalam kelompok
elastisitas permintaan atau perubahan jumlah barang yang diminta sebagai
resppon terhadap perubahan pendapatan konsumen.
E1 = ΔQ/Q : ΔI/I
E1 = ΔQ/Q x I/ΔI
E1 = ΔQ/ΔI x
Q/I
Elastisitas ini mengukur seberapa besar
kenaikan jumlah barang yang diminta sebagai akibat dari kenaikan pendapatan
konsumen
E1 = dQ/dI x I/Qè menggunakan
elastisitas titik point
Barang inferior jika E1 <
0
Barang normal jika 0 < EI <
1
Barang superior jika EI >
1b
Berikut elastisitas Islam
Hal ini menunjukkan bahwa barang yang
dikonsumsi konsumen muslim adalah barang normal
3. Elastisitas
berkah permintaan
Perubahan yang terjadi dalam kuantitas
dibandingkan dengan perubahan berkah.
Berarti perubahan jumlah barang yang
diminta sebagai respon dari adanya perubahan berkah yang terkandung dalam
barang tersebut.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
elastisitas berkah permintaan adalah positif yang menunjukkan bahwa peningkatan
berkah akan mampu meningkatkakn jumlah barang yang dijual.
Silahkan Download LINK ini
0 komentar:
Posting Komentar