A. PENGERTIAN
Pengetian pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru sedemikan rupa sehingga tingkah laku siswa menjadi kearah
yang lebih baik. Metode pembelajaran kooperatif tipe jigasaw adalah
pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok dan bertanggung jawab atas
penguasaan materi belajar yang ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian
tersebut kepada anggota kelompok lain.
Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam
metode pengajaran dimana para siswa dapat bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
yang terdiri dari empat sampai enam orang siswa secara heterogen untuk saling
membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas
kooperatif, siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan
berargumentasi, mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan
keterampilan berkomunikasi serta untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai
saat itu dan menutup kesenjangan dan pemahaman masing-masing.
Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Alonson et.al
sebagai model Cooperative Learning. Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran
membaca, menulis, berbicara, ataupun mendengarkan. Dengan teknik ini, guru
memperhatikan skema atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa
mengaktifkan schemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain
itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan
mempunyai kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan
berkomunikasi.
Dari sisi etimologi Jigsaw berasal dari bahasa inggris
yaitu gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah Fuzzle, yaitu
sebuah teka teki yang menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model
jigsaw ini juga mengambil pola cara kerja sebuah gergaji, yaitu siswa melakukan
sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk
mencapai tujuan bersama
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe
pembelajaran kooperatif yang terdiri
dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan
bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada orang lain
dalam kelompoknya. (Lie, 2008 : 70). Dalam tehnik ini, siswa dapat bekerja sama dengan siswa lainnya dan mempunyai
tanggung jawab lebih dan mempunyai banyak kesempatan pula untuk mengolah
informasi yang di dapat dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan
bersosialisasi. Hal ini senada dengan Johnson (1991: 27) yang mengatakan bahwa
model Jigsaw merupakan kegiatan belajar secara kelompok kecil, siswa belajar
dan bekerja sama sampai kepada pengalaman belajar yang maksimal, baik
pengalaman individu maupun pengalaman kelompok
Model pembelajaran seperti ini harus dioptimalkan
karena dapat meningkatkan kemampuan berkreatif siswa dan tentunya meningkatkan
prestasi siswa. Di samping itu, pembelajaran ini juga dapat meningkatkan
komunikasi siswa karena berani menyampaikan apa yang telah ia dapat kepada
kelompok lain maupun kelompok sendiri, sehingga siswa yang kurang percaya diri
untuk menyampaikan bisa di latih untuk lebih berani dengan pembelajaran model
ini. Disini, peran guru adalah
memfasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok ahli agar mudah untuk
memahami materi yang diberikan.
Kunci tipe Jigsaw ini adalah kemandirian setiap
siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya
para siswa harus memiliki tanggunga jawab dan kerja sama yang positif dan
saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang
diberikan.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN MODEL JIGSAW
Ada banyak
alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki jalur utama praktik
pendidikan. Salah satunya adalah
untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, dan juga akibat-akibat
positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan
terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa
harga diri. Alasan lain adalah tumbuhnya kesadaran bahwa para siswa perlu
belajar berpikir, menyelesaikan masalah, dan mengintegrasikan serta
mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan sarana yang sangat
baik untuk mencapai hal-hal ssemacam itu.
Menurut ( Slavin, 1994 : 121) Tujuan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah
menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan
kelompoknya dengan kegiatan instruksional yang secara reguler dilaksanakan
dalam pembelajaran tipe ini terdiri atas membaca, diskusi kelompok ahli,
laporan tim, tes dan penghargaan tim.
a.
Membaca
Siswa menerima
topik ahli dan membaca materi yang ditunjuk untuk menggali informasi (
mendalaminya )
b.
Diskusi kelompok ahli
Siswa dengan
topik yang sama bertemu untuk mendiskusikannya dalam kelompok ahli
c.
Alporan tim
Ahli ahli
kembali pada timnya dan mengajarkan topik mereka kepada anggota yang laindalam
satu timnya
d.
Tes
Siswa
mengerjakan kuis individual yang mencakup semua topik yang telah dipelajari
e.
Penghargaan tim
Tim
dimungkinkan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lain apabila skor rata
rata mereka melebihi kriteria tertentu
Sistem ini
berbeda dengan kelompok konvensional
yang menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan individu diorientasikan
pada kegagalan orang lain. Dan tujuan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
itu sendiri adalah memberikan rasa tanggung jawab individu dan kelompok untuk
keberhasilan bersama dan untuk saling berinteraksi dengan kelompok lain. Untuk
itu, kekompakan dan kerja sama yang solid antar kelompok menentukan berhasil
dan tidaknya pembelajaran tersebut karena satu sama lain akan memberikan informasi
yang telah di dapat dari kelompok lain.
C. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN MODEL JIGSAW
Model
pembelajaran kooperatif jigsaw dalam penerapannya memiliki langkah-langkah
sebagai berikut :
1.
Guru meremcanakan pembelajaran yang akan
dihubungkan beberapa konsep dalam satu rentang waktu secara bersamaan. Sebagai
misal akan mempelajari Handout. Konsep yang akan dipelajari siswa konsep1,
konsep2, konsep3
2.
Guru menyiapkan Hand out materi pelajaran untuk
masing masing materi yaitu konsep1, konsep2, dan konsep3
3.
Guru menyiapkan kuis sebanyak tiga jenis konsep
yang akan dipelajari yaitu konsep1, konsep 2, dan konsep 3.
4.
Bagilah kelas dalam
kelompok (misal dibagi 3 kelompok yang disebut dengan kelompok asal atau
kelompok belajar). Guru menyampaikan pengantar diskusi kelompok dengan
menjelaskan secara sangat singkat (1) topik yang akan dipelajari masing-masing
kelompok, (2) tujuan dan indikator belajar yang diharapkan (3) bentuk tagihan
tiap kelompok (4) prosedur kegiatan (5) sumber belajar yang dapat siswa
gunakan. Diskusi dimulai, siswa aktif mempelajari materi, guru menjadi pemantau
dan fasilitator. Masing-masing kelompok bersiap untuk mempelajari tiga konsep yang
telah ditentukan. Tiap kelompok terbagi dalam sub kelompok masing-masing
mempelajari satu hand out. Pada saat diskusi setiap sub kelompok mendalami satu
konsep dan sub kelompok lain berhak bertanya kepada sub kelompok lain untuk
memahaminya.
Pada bagian akhir sesi ini setiap kelompok mendalami satu
konsep agar dapat menyampaikan materi kepada sub kelompok lain. Setelah
memenuhi target waktu dan berdasarkan pemantauan guru siswa telah cukup
memahami materi maka diskusi ditutup sementara.
5. Setiap sub kelompok mendalami materi pada hand out yang
menjadi pegangannya. Mendalami fakta, konsep dan prosedur penerapan konsep agar
ilmu yang mereka pelajari dapat mereka sampaikan kembali kepada teman-temannya.
Pada fase ini tidak ada interaksi antar sub kelompok. Kegiatan refleksi
ini merupakan proses peningkatan penguasaan materi untuk menghadapi
babak diskusi tim ahli
6. Setiap
subkelompok yang ahli mengenai konsep ke-1 bergabung dengan ahli konsep ke-1
dari kelompok lain. Begitu juga dengan subkelompok ke-2 dan ke-3 sehingga
membentuk struktur kelompok ahli.
Pada
langkah ini siswa kembali berdiskusi. Tiap kelompok membahas satu hand out
materi yang menjadi bidang keahliannya. Di sini terdapat masa kritis yang perlu
guru pantau pada tiap kelompok, memastikan bahwa konsep yang siswa kembangkan
sesuai dengan yang seharusnya atau tidak mengandung kekeliruan.
7.
Selesai mendalami
materi melalui diskusi kelompok ahli, siswa kembali ke kelompok awal atau
kelompok belajar. Hasil dari diskusi pada kelompok ahli dibahas kembali dalam
kelompok awal. Pada tahap akhir kegiatan belajar setiap sub kelompok
menyampaikan hasil diskusi pada kelompok ahli. Dengan cara ini seluruh siswa
mengulang telaah seluruh materi yang harus dikuasainya. Setiap anggota kelompok
memiliki catatan hasil diskusi pada tahap satu, tahap dua diskusi tim ahli dan
kembali ke kelompok semula.
8. Ukur
hasil belajar siswa dengan tes atau kuis yang telah disediakan. Guru dapat
menilai tingkat ketuntasan belajar dengan cara membandingkan hasil siswa yang
dicapai dengan target yang ditetapkan
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL JIGSAW
Pembelajaran
kooperatif model Jigsaw memiliki kelebihan dan kekurangan adalah sebagai
berikut :
1. Kelebihan model pembelajaran metode Jigsaw
Kelebihan
pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebagai berikut :
a.
Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam
kelompok
b. Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan
masalah
c. Menerapkan bimbingan sesama teman
d. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi
e. Memperbaiki kehadiran
f. Penerimaan terhadap perbedaan individu
lebih besar
g. Sikap apatis berkurang
h. Pemahaman materi lebih mendalam
i.
Meningkatkan motivasi belajar
j.
Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan
positif
k. Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompok
l.
Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bekerjasama dengan kelompok lain
m. Setiap siswa saling mengisi satu sama
lain.
2. Kelemahan model pembelajaran metode Jigsaw
Kelemahan
pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebagai berikut :
a.
Keadaan kondisi kelas yang ramai, sehingga
membuat siswa bingung dan pembelajaran kooperatif model jigsaw merupakan
pembelajaran baru
b. Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu
menggunakan ketrampilan-ketrampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing
maka dikhawatirksn kelompok akan macet
c. Siswa lemah dimungkinkan menggantungkan
pada siswa yang pandai
d. Jika jumlah anggota kelompok kurang akan
menimbulkan masalah,misal jika ada anggota yang hanya membonceng dalam
menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi
e. Membutuhkan waktu yang lebih lama
apalagi bila ada penataan ruang belum terkondiki dengan baik, sehingga perlu waktu merubah
posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan yang
matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.
E. SOLUSI MENGATASAI KELEMAHAN MODEL JIGSAW
Kelemahan-kelemahan
yang muncul dalam penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw dapat dikurangi
dan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.
Guru harus bisa menguasai situasi
dan kondisi kelas agar suasana kelas tetap kondusif
2.
Guru harus mempersiapkan anggota
kelompok sejak awal, agar saat berkumpul dengan kelompok siswa tidak bingung
sehingga menjadi ramai
3.
Guru harus membangun rasa percaya
diri siswa dengan memberikan motivasi agar siswa tersebut percaya terhadap
kemampuannya
4.
Sebelum tim ahli, misalnya ahli
materi pertama kembali ke kelompok asal yang akan bertugas sebagai tutor
sebaya, perlu dilakukan tes penguasaan materi yang menjadi tugas mereka
5.
Guru memberikan pengontrolan
terhadap masing-masing kelompok agar semua siswa ikut berpartisipasi aktif dan
tidak ada siswa yang pasif
6.
Untuk kelas besar dengan jimlah
siswa lebih dari 30 anak bisa diatasi dengan model “team teaching”
F. PENILAIAN PEMBELAJARAN TYPE JIGSAW
Penilaian dalam pembelajaran Jigsaw secara umum ada dua yaitu
penilaian untuk masing-masing individu siswa dan penilaian untuk nilai
kelompok. Nilai dari siswa untuk materi pertama / nilai dasar selanjutnya
dibandingkan dengan nilai untuk materi berikutnya sehingga nantinya akan
didapatkan nilai atau skor perkembangan dari siswa tersebut. Nilai perkembangan
/ kemajuan dapat dilihat pada tabel berikut :
Skor Kuis/Tes
|
Nilai Perkembangan
|
1.
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal
2.
10 – 1 poin di bawah skor awal
3.
Skor awal sampao 10 poin di atas skor awal
4.
Lebih dari 10 poin di atas skor awal
5.
Nilai sempurna ( tidak memerlukan nilai awal )
|
5 Poin
10 Poin
20 Poin
30 Poin
30 Poin
|
Tujuan dari dibuat skor awal dan poin kemajuan adalah untuk
memungkinkan semua siswa memberikan poin maksimal bagi kelompok mereka,
berapapun tingkat kinerja mereka sebelumnya. Para siswa akan memahami bahwa
membandingkan tiap siswa dengan tingkat kinerja mereka sendiri sebelumnya
karena semua siswa masuk kedalam kelas dengan perbedaan tingkat kemampuan dan
pengalaman.
Pada pembelajaran kooperatif Jigsaw ini selain nilai perkembangan
untuk masing-masing siswa juga terdapat nilai perkembangan untuk kelompok.
Kelompok yang mendapat nilai perkembangan tertinggi atau paling baik akan
mendapatkan penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok dalam pembelajaran
kooperatif Jigsaw secara umum ada 3 kriteria tingkatan penghargaan berdasarkan
rata-rata skor tim sebagaimana dalam slavin (2005: 160) sebagai berikut :
Kriteria (rata-rata skor tim)
|
Penghargaan
|
15
16
17
|
TIM BAIK (good team)
TIM SANGAT BAIK (great team)
TIM SUPER (super tim)
|
DAFTAR
PUSTAKA
Anita Lie.2008.Cooperative Learning. Jakarta: GramediaWidiasarana Indonesia
Dahlan.1990.Model-model
Mengajar. Bandung : CV. Diponegoro
Isjoni, 2009. Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandeng:
Alfabeta
Johnson DW & Johnson, R, T. 1991. Learning Together and Alone. Allin and Bacon : Massa Chussetts
Slavin, Robert.
2005. Cooperative Learning: Teori Riset dan
Praktek. Bandung: NusaMedia
_________.1994. Pembelajaran kooperatif :Model Pembelajaran
Tipe Jigsa. Bandung: NusaMedia
Suprijono, Agus.2009. Cooperative
Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: PustakaPelajar
http://www.scribd.com/doc/ 2011/09/21/Model-Pembelajaran-Tipe-Jigsaw
http://gurupembaharu.com/home/delapan-langkah-metode-jigsaw/
diambil 21 maret 2016
0 komentar:
Posting Komentar